WWW.YARGETOPRASINEWS.ONLINE
Serang - Kisah sedih Keluarga Eha selalu mengingatkan akan Penggalan syair lagu yang berjudul"Rumah kita.miliknya God Bless."Hanya bilik bambu tempat tinggal kita, tanpa hiasan, tanpa lukisan, beratap jerami beralaskan tanah”.
Ini mungkin menggambarkan kondisi rumah salah satu warga di kampung Mangir, Desa Binong, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang.Banten.
Rumah yang jauh dari kata layak selama lebih dari 30 tahun. Rumah ini memiliki dinding dari anyaman bambu yang sudah berlubang, tiang penyangga yang rapuh, dan sebagian bangunannya telah roboh.
Kondisi ini membuat mereka sangat takut dan tak merasa nyaman,terutama saat musim hujan dan angin kencang yang selama ini sering terjadi.
Eha, yang tinggal bersama anak dan cucunya,mengungkapkan rasa khawatir dan takutnya bila hujan datang.
“Kalau musim hujan dan angin kencang datang, kami terpaksa mengungsi ke rumah saudara karena takut rumah ini roboh,” ungkapnya,ketika di temui awak media.Senin (18/11/2024).
Eha berharap pemerintah segera memberikan bantuan perbaikan rumah agar keluarganya dapat hidup dengan aman dan nyaman.
“Saya sangat berharap bantuan dari pemerintah. Penghasilan suami saya yang tidak tetap bahkan sulit mencukupi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk membangun rumah,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Ambahyani, salah satu anak Eha, juga mengungkapkan harapan serupa. Ia meminta perhatian dari instansi terkait untuk membantu keluarganya membangun rumah yang layak huni.
Ujang Sutisna, seorang tokoh masyarakat Desa Binong, turut menyampaikan keprihatinannya.
“Rumah Ibu Eha sudah sangat memprihatinkan. Dindingnya berlubang, dan jika ada angin kencang, kami takut rumah ini roboh dan menyebabkan korban jiwa,” ujarnya.
Kepedulian dan perhatian pemerintah sangat di butuhkan,terutama dengan pelayanan yang istimewa terhadap masyarakatnya agar mendapatkan kesejahteraan dan hak yang sama.(adol)